Jumat, 06 Juli 2012
Cinta Pertama
Namaku Andira, panggilanku Dira .
Hari ini hari pertamaku mengenakan seragam putih abu-abu .
Rasanya puas sekali setelah menghabiskan waktu 3 hari, masa orientasi yang benar-benar menguras uang dan rasa malu, hehehe .
Aku dikerjai kakak kelas, beli ini dan itu, melakukan ini dan itu .
Awas saja, aku akan ikut andil jadi orang penting juga di orientasi tahun berikutnya !
"Gubrak !"
"Eh, maaf gak sengaja kok..."
Eh, tunggu dulu, aku sekarang berada di parkiran sekolah . Aku baru saja merapikan posisi parkir motorku, dan tidak sengaja menjatuhkan helm milik orang yang motornya baru saja di parkirkan di samping motorku .
"Iya, gak apa kok...."
"Iya, maaf ya..."
Aku terus-terus saja mengucap kata maaf sampai pemuda itu benar-benar menghilang dari pandanganku . Hmmm, bisa ditebak kan? Ya, pemuda itu tampan sekali !
Jam istirahat, aku buru-buru ke kantin . Aku berharap bertemu pemuda yang tadi pagi, hehehe .
"Ei, Dira !"
Seseorang menepuk pundakku, "Eh, Nay?"
Aku menoleh dan langsung kaget, Nayla temanku di bangku sekolah dasar !
"Ya ampun, gak nyangka kita satu sekolah lagi...."
Nayla langsung berseru dan merangkul pundakku .
"Kamu masuk kelas mana, kok dari kemaren gak keliatan?" tanyaku pada Nayla .
Kami berjalan berdua lalu duduk di sebuah bangku panjang .
"Kelas X-C, elo?," Nayla balas bertanya .
"X-A, hahaha deketan dong Nay?" jawabku .
Nayla mengerutkan kening, "Hmm, masih Dira yang dulu ternyata . Malah makin pinter nih taunya?" kata Nayla .
"Haha, apaan sih . X-C bukan berarti elo gak pinter dong Nay ...."
"Hmm iyalah ..." jawab Nayla malas .
"Eh, Nayla . Masuk kesini juga rupanya ..."
Seorang pemuda tiba-tiba sudah berdiri di depan kami, eh tunggu dulu, dia pemuda yang tadi pagi !
Nayla berdiri, dia tampak akrab sekali dengan pemuda itu .
"Hahahaha, ketemu lagi mas bro . Apa kabar nih?" seru Nayla .
"Baik, elo ngapain masuk sini . Nguntitin gue nih ceritanya?"
"Alahhh, pede amat lo?"
Wah, mereka asik ngobrol berdua . Ya udah, aku coba masuk ke obrolan mereka !
"Hmm, kamu yang tadi pagi helm nya aku jatuhin ya..."
Pemuda itu melihat ke arahku, "Oh, iya .." katanya sambil tersenyum .
"Eh, kenalin . Namanya Dira, temen SD gue ..," Nayla menimpali .
Aku mengulurkan tangan sambil cengar-cengir, pemuda itu lalu menjabat tanganku .
"Andira .." kataku .
"Avanza .." jawab pemuda itu .
Aku terbengong sebentar, sementara Nayla langsung ngakak .
"Hahaha, jangan heran ya sama nama nih orang, namanya Avanza," seru Nayla, "Dia kakak kelas gue pas SMP,"
Aku ikut tertawa .
"Apaan sih lo Nay, biasa aja kali ..," jawab Avanza dengan ekspresi malu .
Wah, aku bahagia sekali . Ternyata Avanza teman akrab Nayla, kalu begitu aku bisa saja dekat juga dengan dia .
Bel pulang berbunyi .
Kalian pasti tahu kenapa aku bahagia sekali bergegas menuju parkiran?
Ya, motorku kan tadi pagi berada di samping motornya Avanza? Hehehe .
"Eh, Dira sudah bawa motor sendiri toh?"
Ya ampun, rasanya rusak semua perasaan bahagiaku yang dari tadi terkumpul . Hmm, Nayla pulang dibonceng Avanza? Menyebalkan !
"Eh, buruan naik !" teriak Avanza tanpa mempedulikanku sedikit pun .
Nayla buru-buru naik ke motor . "Eh, mampir ke cafe tempat biasa yuk . Udah lama kita gak makan bareng disana .."
"Oke deh !"
Mereka lalu menghilang dari pandanganku .
Pulang berdua, dan makan bersama, di tempat biasa katanya?
Hari minggu, aku dari tadi bermalas-malasan diatas ranjang .
Aduh, beberapa hari ini aku tidak melihat Avanza . Aku tidak tahu dia kelasnya dimana, mana dia tidak parkir motor disampingku . Dan setiap aku ke kantin juga dia tidak ada .
Hmm, ide bagus . Aku main ke rumah Nayla sajalah !
"Eaaa, baru seminggu belajar udah banyak tugas .."
Ejekku pada Nayla yang memelototi laptopnya .
"Elo tuh bukannya bantuin gue, Dira ...," seru Nayla .
Aku hanya tertawa .
"Eh, ngomong-ngomong . Gue gak pernah liat Avanza lagi di sekolah .."
Nayla langsung menoleh kearahku dengan tampang menyelidik .
"Terus?" tanyanya spontan .
Aku menatapnya sebentar, "Gitu banget ekspresi lo?" seruku .
Nayla tertawa . Kemudian berkutat dengan laptopnya lagi .
"Cowok o'on itu, ckckck ..."
"Siapa yang o'on?" tanyaku spontan .
"Siapa lagi kalo bukan Si Avanza?"
Aku kali ini kayaknya ngerasa ada sesuatu diantara mereka berdua ini? Apa ya?
"Terus kenapa dong, elo nyebut dia o'on?" tanyaku bersikap biasa .
"Ngelakuin apapun demi seorang cewek, dan akhirnya juga gak dapet apa-apa, bukannya itu o'on namanya?" jawab Nayla yang kemudian tertawa .
"Ngelakuin apa?"
"Hahaha, ada lah .."
Aku memarkirkan motorku, ku lihat sekeliling .
"Avanza !" panggilku .
Hmm, akhirnya aku ketemu dia juga, heheh .
"Eh, siapa namanya? Temennya Nayla ya?"
Ya ampun, dia lupa namaku !
Aku menghampirinya .
"Dira . Yuk, bareng aja ke dalem, " jawabku .
"Oke !"
Asyik, aku berjalan berdampingan dengan Avanza .
"Oia, ngomong-ngomong, kamu kelas mana?" tanyaku sok akrab .
"XI-A ..," jawab Avanza singkat .
"Wah, pinter dong ..," sahutku .
Avanza tertawa, "Gak juga lah, bukannya kamu juga masuk kelas A?"
"Loh, kok tahu?"
"Ya lah, kita kan satu sekolah . Aku liat kamu terus kok, masuk ke kelas A tiap pagi ...,"
Ya ampun, dia liat aku tiap hari? Aku aja nyariin dia terus tiap detiknya ...
"Hmm, ngomong-ngomong, akrab banget dengan Nayla?"
"Cinta pertama gue ...."
What? Cinta pertama?
Kaget, pastinya !
"Maksud lo? Lo cinta sama Nayla?"
"Iya, kesel gue . Banyak cewek nembak gue, ini dia malah nganggap gue temen sampe sekarang .."
Hmm, akhirnya aku mulai mengerti maksud perkataan Nayla kemarin .
Beberapa bulan berlalu .
Aku hampir tidak pernah sama sekali bertegur sapa dengan mereka .
Nayla dan Avanza, mereka sudah seperti orang lain sekarang . Entah kenapa semangatku berakhir begitu saja semenjak Avanza mengatakan hal itu . Bahwa dia masih menginginkan Nayla, dia tidak pernah pacaran sama sekali .
Seandainya dia tahu, aku juga begitu pada cinta pertamaku, dan itu adalah dia .
Segalanya jadi indah saat aku jatuh cinta pertama kali karena dia . Dan berbalik menyakitkan ketika dia telah memiliki kehendak sendiri, Nayla .
Esok adalah hari pembagian hasil belajar kami selama hampir setengah tahun ini . Ini pertama kalinya aku akan menerima rapor di bangku SMA .
Aku kembali menjadi Andira yang biasanya, gadis yang selalu tekun belajar tanpa peduli masa pacar-pacaran . Aku tidak punya target, hanya Avanza yang aku sukai dan ternyata dia menyukai orang lain .
"Dimulai dari juara ketiga untuk anak kelas XII ......"
Ya, pagi yang begitu terik di tengah lapangan sekolah .
Hari ini aku optimis meraih nilai yang memuaskan, dari tadi aku menunggu-nunggu namaku untuk dipanggil menjadi juara .
"Juara pertama kelas XI-A dan sekaligus juara umum untuk kelas XI, Avanza Nugraha Putra ..."
Eh tunggu, bisa kulihat siapa yang maju kedepan sana untuk menerima piagam dan bingkisan?
Ya ampun, itu Avanza ! Hmm, tak salah aku menyukai dia . Dia pemuda yang tampan dan pintar .
Aku harusnya memberi selamat kepada dia nanti .
"Dan setelah ini mari kita lihat, siapa yang menjadi juara pertama untuk kelas X-A .."
Hah, tidak mungkin namaku tidak dipanggil juga . Sedari tadi aku berdiri disini, dan mama di seberang sana terus tersenyum kepadaku . Aku harus menunjukkan yang terbaik, dan Avanza juga harus melihatku ikut berdiri disana .
"Dan juara umum juga berasal dari kelas X-A, Andira Putri !"
"Dira, selamat ya ..,"
"Buat lo juga ..," aku membalas uluran tangan Avanza .
Kami berjalan berdampingan kali ini, di tangan kami masing-masing piagam dan bingkisan . Kami menyusuri koridor, agak lama kami berdiam, Avanza membuka pembicaraan .
"Kira-kira, Nayla liat gue gak ya?"
Hmm, suatu obrolan yang menyebalkan . Tadinya aku berdiam karna takut aku yang akan masuk ke topik pembicaraan ini duluan .
"Masih nyimpen cinta lo buat dia?"
"Iyalah, gue bahkan belajar mati-matian, bertekad buat bisa maju ke depan dapet juara, buat Nayla," jawab Avanza, "Gue pengen dia liat gue disitu, selalu, sejak pertama kami kenal di SMP dulu .."
"Kayaknya lo terlalu terang-terangan kalo lo suka sama dia ..."
"Ya biarin lah, emang gue udah bilang ke dia kalo gue suka . Gue bakal lakuin apapun biar dia gak ngeraguin gue lagi ..."
Hari ini hari pertama liburan sekolah .
Bosan di rumah, aku memutuskan jalan sendirian ke mall .
Entahlah apakah aku akan menemukan sesuatu yang menarik untuk dibeli .
"Sendirian Dira?"
Aku baru saja menarik sebuah DVD dari rak, langsung saja membalikkan badan .
Hmm, bertemu dia lagi? Avanza .
"Hmm, lagi ngapain disini?" sapaku .
"Gak ada, bosen di rumah . Dari tadi keliling gak jelas aja disini..," jawab Avanza sambil tersenyum .
Jiah, sama nih !
Aku melirik jam ditanganku .
"Eh, waktunya makan siang ya?" seru Avanza, "Makan berdua mau? Aku tau cafe yang makanannya enak disini ...,"
Aku mengangguk, jadi teringat sewaktu dia dan Nayla akan makan berdua waktu itu . Ya, akhirnya aku juga berkesempatan untuk bisa makan berdua dengannya .
Sejurus kemudian kami berada di sebuah cafe .
"Mau makan apa?" tanya Avanza .
"Hmm, samain aja deh sama elo, hehe ..," jawabku .
"Eh, tunggu . Coba liat, itu Nayla bukan?"
Avanza menepuk pundakku, tangan kanannya menunjuk ke sudut ruangan . Terlihat Nayla sedang ngobrol serius dengan seorang pemuda .
"Apa itu pacarnya?"
"Mana gue tahu," jawabku . "Terus, lo mau apa, nyamperin dia?"
Kulihat wajah Avanza tampak merah padam, tapi ia malah menarik tanganku dan membawaku mencari kursi . Nampaknya ia ingin membiarkan itu berlalu begitu saja .
Sampai waiters datang dan menanyakan pesanan, lalu kembali lagi membawa makanan, dan kami mulai makan, Avanza hanya diam .
"Eh, mendingan lo lupain aja kalo dia emang gak suka sama lo," kataku kesal .
"Lo tuh gak tau perasaan gue gimana,"
"Lo pikir cuma lo yang ngerasain gimana sakitnya kalo orang yang lo suka malah gak suka sama lo?"
"Tapi gue mendem ini udah lama Dira, gue gak bakal bisa ngelupain Nayla gitu aja,"
"Itu karna lo gak mau buka hati lo ke orang lain !"
Avanza tak menjawab, ia buru-buru menenggak cola nya .
"Lo liat, dia jalan sama cowok laen . Kalo emang dia suka sama lo ya pasti dia ngajak lo dong buat jalan berdua.."
Avanza lagi-lagi diam .
"Kok lo diem aja? Lo nyerah gitu?"
Kami berjalan berdua, menuju parkiran .
Hari ini aku memang tidak bawa motor, Avanza akan mengantarku pulang ke rumah .
Aku bahagia menghabiskan waktuku dengan dia hari ini, meskipun tidak indah sama sekali .
Avanza sedari tadi diam, dia masih sakit hati karna melihat Nayla dengan pemuda lain .
Jujur saja aku bahagia, aku malah berharap Avanza akan melupakan Nayla kali ini .
"Udahlah gak usah dipikirin lagi .."
Avanza tidak menyahut sedikitpun .
Sampai ia menaiki motornya, dan aku pun naik dibelakangnya .
Dia masih diam, tampak memikirkan sesuatu .
Dia hanya menyalakan mesin, tapi entah menunggu apa dia tak menjalankannya juga .
"Dira, lo punya seseorang yang lo suka?"
Hmm, entah kenapa tiba-tiba Avanza bicara seperti itu kali ini?
"Pertama kali gue jatuh cinta, dia malah suka sama orang lain . Dan selain itu, gak ada lagi yang gue suka," jawabku cuek .
"Lo jadi pacar gue aja ..."
Aku mendengar kalimat itu begitu saja, entah apakah aku salah mendengar atau ....
Avanza membuka lagi helm nya, lalu membalikkan badannya menatapku .
Jantungku berdegup kencang . Avanza, pemuda yang kumaksudkan sebagai cinta pertamaku mengatakan sesuatu yang sebenarnya kupikir tak akan mungkin dia katakan?
"Gimana, lo mau jadi pacar gue?"
Aku malah diam, sorot matanya membuat bibirku tertahan .
Ia malah membuka helm ku, lalu mengecup dikeningku .
Semuanya mulai terasa aneh, tentu saja ini benar-benar membuatku kaget .
"Avanza, cinta pertama gue ..," kataku terbata, "Itu elo ..."
"Gue tau, Dira .."
Tiba-tiba terdengar suara teriakan .
Seorang gadis berteriak minta tolong, dan aku kenal suara itu, Nayla .
Kami segera turun dari motor .
"Lo apain dia ?!"
"Lo siapa, gak usah ikut campur urusan orang !"
Nayla terlihat kesakitan . Lelaki yang tadi bersamanya di cafe, entah apa yang terjadi tampaknya mereka bertengkar dan Nayla mendapat tamparan dipipinya .
Avanza berusaha menolong Nayla .
"Lo tuh banci, nampar cewek, di tempat umum, emangnya apa masalah lo dengan Nayla ?!"
"Eh, udah gue bilangin ya . Ini bukan masalah lo, gak usah ikut campur !"
Avanza tampak geram, ia langsung meninju lelaki itu .
Lelaki itu langsung membalas dan terjadi perkelahian sengit .
Nayla berteriak meminta tolong .
Aku bingung mesti berbuat apa, aku menarik Nayla menjauhi mereka .
Tapi aku terdiam saat cipratan darah mengenai lenganku, aku langsung berbalik dan melepaskan Nayla .
Avanza, tersungkur tepat dihadapanku .
Aku langsung saja meraih tubuhnya, rasa takut yang menjalariku membuatku lupa segalanya .
Tubuh Avanza berlumuran darah, lengannya memegangi pisau yang menancap didadanya .
Aku hanya merasakan takut yang luar biasa saat itu, aku memeluknya dengan erat .
Suara berisik memenuhi tempat itu, beramai-ramai orang datang menghampiri, semakin membuyarkan kesadaranku .
Lelaki jalang itu, entah ia berlari kemana .
Bangku sekolah, tempat yang kududuki saat ini, sekolah ini adalah tempat pertama aku bertemu dengan dia .
Tempat ini menjadi saksi kisah cintaku dengan dia .
Aku masih Andira yang dulu, gadis yang selalu tekun belajar tanpa peduli masa pacar-pacaran . Aku tidak punya target, hanya Avanza yang aku sukai dan ia sudah tidak akan bisa aku lihat lagi .
Mungkin saja kini ia sedang berada didekatku, bahkan disampingku . Karna aku yakin ia akan selalu bersamaku, meskipun raganya memang tidak ada disini, ia telah bersemayam disana untuk selamanya .
Aku berterima kasih kepada Tuhan, aku masih berkesempatan untuk bisa berdua dengannya, disaat aku merasa sakit hati melihat ia bersama orang lain .
Aku berterima kasih kepada Tuhan, aku masih berkesempatan untuk bisa mendengar ia mengatakan ia menginginkan aku, disaat aku merasa sakit hati mendengar ia pernah mengatakan bahwa ia menginginkan orang lain .
Aku tidak lagi peduli yang akan terjadi karna semua sakit hatiku sudah terbalaskan .
Avanza, cinta pertamaku, aku bahagia karna gadis pertama yang menjadi miliknya adalah aku .
Dan kupastikan yang terakhir menjadi miliknya adalah aku .
Aku masih tidak mengerti alasan kenapa ia ingin aku menjadi pacarnya saat itu . Seandainya bisa, aku ingin bertanya kepada dia tentang hal itu . Dan aku juga ingin tahu kenapa saat aku mengatakan sejujurnya bahwa cinta pertamaku adalah dia, jawabannya saat itu masih menyisakan tanda tanya buatku, saat itu dia menjawab bahwa dia tahu, aku mencintainya .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar