"Sombong banget, baru jadi juara di kelas.."
"Apa sih, kalo sirik gak usah keliatan banget deh,"
Ellysa mendelik kesal pada Govin yang duduk tepat diseberangnya.
"Liat aja bagi rapor berikutnya aku yang bakal jadi juara pertama!" seru Govin dengan pandangan angkuh.
"Oke, kita liat aja nanti!" jawab gadis itu mantap.
Tentu saja Ellysa yakin ia lagi yang akan jadi juara pertama. Elle, begitu ia disapa, adalah gadis yang cantik dan pintar. Ia masuk sekolah dengan umur yang baru 5 tahun, ia termuda di kelas. Sekarang Elle duduk dibangku kelas 5 SD. Gadis kecil berkacamata itu berasal dari keluarga berada.
Sementara Govin, yang bisa disebut sebagai rival terbesar Elle, berasal dari keluarga pedagang kecil. Govin tinggal berdua bersama ibunya karna ayahnya telah lama meninggal. Govin juga anak laki-laki yang pintar dan tekun, setiap hari ia membantu ibunya berdagang dipasar.
"Elle, berikutnya kamu. Siap-siap.." seru Pak guru.
Elle berdiri dan bersiap-siap dengan pemukul baseball ditangannya.
"Siap, lempar!"
Bola dilempar, Elle langsung saja mengayunkan pemukul bola dengan sekuat tenaga.
"Hahahaha...!"
Govin yang nampaknya tertawa paling keras. Ya, kini hampir semua yang berada disekitar lapangan itu menertawai Elle. Elle gagal memukul bola yang dilempar partnernya, bahkan pemukulnya tidak menyentuh bola sedikitpun.
Elle memang buruk dalam pelajaran olahraga.
Gadis itu sangat kesal, ia langsung melempar pemukul ke tanah dan menghampiri Govin. Ia langsung saja memukul kepala anak laki-laki itu. Langsung saja terjadi saling pukul diantara keduanya.
Pak guru yang kaget dengan aksi gadis kecil itu langsung berusaha memisahkan keduanya.
Govin malah mendorong gadis kecil itu hingga jatuh ke tanah.
Elle yang tersungkur hanya diam tanpa membalas, matanya merah dengan air mata yang terus mengalir.
Waktu istirahat tiba.
Elle mengikat rambut panjangnya yang ikal dan memutuskan untuk tidak keluar kelas.
"Elle, ke kantin yuk!" sapa seorang teman yang berjalan didepannya.
"Gak ah, aku mau tiduran dikelas aja.." jawab Elle sambil menidurkan kepalanya keatas meja.
Satu per satu teman-teman Elle keluar kelas. Ketika Elle yakin ia hanya sendirian dikelas, gadis kecil itu memejamkan kedua matanya.
"Masih malu ya, gagal mukul bolanya?"
Elle langsung saja membuka matanya lagi dan mendongakkan kepala.
Govin kini berdiri dibangku sebelah dengan tangan mengibas-ngibaskan buku tulis ke leher.
"Ngapain kamu masih disini, aku mau sendirian. Cepat keluar!" seru Elle.
Govin tertawa.
"Enak aja, kamu pikir sekolah ini punya nenek moyang kamu apa?"
Elle menggertakkan semua giginya.
"Oke, oke. Aku bakal keluar kok bentar lagi dan gak bakalan ganggu kamu lagi," kata Govin.
Govin lalu menyerahkan buku yang dipegangnya kepada gadis berkacamata itu.
"Aku cuma mau ngasih buku ini ke kamu, kenang-kenangan, hehehe.."
Elle yang kesal langsung menarik buku itu, "Pergi sana!"
"Santai Elle, aku bakal pergi kok.."
Govin lalu bangkit dan pergi meninggalkan Elle sendirian dikelas.
Elle yang kesal kembali menidurkan kepalanya sambil tangannya melemparkan buku tadi kedalam laci meja belajarnya.
Hari berganti, dan hari ini Elle siap bersaing lagi dengan Govin dalam membahas PR Matematika yang banyak sekali menurutnya, 20 soal.
Bel masuk berbunyi, Elle melihat ke sekeliling tapi ia tidak menemukan Govin dimana-mana.
"Ah, mungkin dia terlambat hari ini.." batin Elle.
Dua jam berlalu dan sebentar lagi jam istirahat tiba, tapi Govin belum datang juga.
"Oke, mungkin hari ini dia tidak masuk,"
Elle tampak bingung, hari ini sudah genap empat hari ia tidak melihat Govin masuk sekolah.
Suasana belajar terasa tidak seru tanpa ada Govin yang biasanya berebut ingin mengerjakan dan menjawab soal dengannya.
Bel pulang berbunyi, Elle memutuskan menanyai keberadaan Govin kepada guru yang mengajar.
Elle menunggu semua temannya keluar lalu menghampiri Ibu guru.
"Ada apa Elle?"
"Bu, kok sudah empat hari Govin tidak masuk kelas?"
Ibu guru tersenyum mendengar pertanyaan gadis kecil itu.
"Kamu kangen ya dengan Govin?"
Elle memanyunkan bibirnya.
"Bukan begitu Bu, kalau tidak ada Govin aku jadi tidak punya saingan. Aku jadi malas belajar Bu.." jawab gadis itu polos.
"Baiklah Elle, kamu harus tahu kenapa Govin menghilang.."
"Iya, apa dia sakit Bu?" tanya Elle penasaran.
"Govin dan ibunya pindah keluar kota, mereka tinggal bersama kerabatnya di Jakarta.." jawab Bu guru sambil tersenyum.
Elle terdiam, ia jadi teringat hari terakhir ia melihat Govin. Lalu gadis itu langsung berlari menuju meja belajarnya dan memeriksa ke dalam laci.
"Baiklah Elle, Ibu mau pulang sekarang. Kamu juga harus segera pulang, pasti supirmu sudah mencarimu kemana-mana.."
Elle tidak menghiraukan kata-kata gurunya itu.
Akhirnya ia menemukan juga buku yang diberikan Govin kepadanya, lalu langsung dimasukkannya kedalam tas.
Elle berbaring diatas ranjangnya dengan malas.
Ia tidak mau membuka buku pelajarannya sedari tadi.
Akhirnya ia teringat dengan buku yang diberikan Govin padanya, ia langsung mengeluarkan buku itu dari dalam tas.
Ia mulai membuka lembaran-lembaran buku itu dan membaca tulisannya satu persatu.
Elle menemukan sesuatu dibuku tulis itu, air matanya langsung mengalir.
Beberapa tahun berlalu...
Ellysa kini tumbuh menjadi seorang mahasiswi, ia belajar di sebuah perguruan tinggi yang terkenal di Indonesia.
Elle baru saja pulang kuliah, hari ini ia lanjut pergi menuju kost-an temannya untuk mengerjakan tugas kelompok.
Elle fokus menyusun karya ilmiahnya, sementara ketiga temannya yang mencari bahan di Surat Kabar malah sibuk bergosip.
"Ya ampun, cakep banget. Kalian sudah nonton belum filmnya?"
"Ehem, ehem..,"
Elle berkacak pinggang dihadapan teman-temannya.
"Hayoo, pada ngapain kalian?" seru Elle.
Temannya langsung berseru sambil menunjukkan majalah yang mereka bahas dari tadi.
"Elle, coba lihat, cakep banget pendatang baru ini...!!!" seru temannya.
"Alahhh, buruan bantuin gue ngerjain ini.." teriak Elle kesal.
"Hmm, lo emang gila belajar. Tapi gak apalah, elo mesti ikut pas kita nonton film perdananya ya.."
Elle melirik sebentar wajah artis yang terpampang dimajalah itu.
Hari sudah menunjukkan pukul empat sore.
Elle berjalan sendirian menuju kost-an sambil menenteng belanjaannya. Jarak antara minimarket dengan kost-annya tidak terlalu jauh. Yang membuatnya malas adalah ia harus menyeberang jalan yang cukup ramai, sementara ia sendiri takut untuk menyeberang sendirian.
Gadis itu celingak-celinguk, tapi tidak ada juga orang lain yang hendak menyeberang. Ia mulai memanyunkan bibirnya sambil menunggu jalanan benar-benar sepi. Sesekali ia memandangi jam tangannya.
Tiba-tiba saja seseorang mendekap tubuhnya dari belakang dan membawanya lari.
Elle yang kaget dan merasa tubuhnya melayang, langsung saja ia berteriak.
Elle tidak tahu siapa yang membawanya lari, ia hanya berteriak.
"Penculiiiiiiiiiiiiiik, tolooooooong...!!!"
Orang itu langsung saja membekap mulut Elle dan membawanya menuju sebuah gang sempit.
Setibanya disana orang itu melepaskan Elle dengan mendorong gadis itu sampai jatuh terjengkang ke tanah.
Elle yang masih terkaget-kaget hanya bisa memandang pemuda yang sedari tadi membawanya.
Pemuda itu juga terduduk lemas dengan nafas yang tersengal-sengal, sambil terus melihat kearah luar gang.
"Hei orang gila, siapa kamu ngapain narik aku begitu?!" teriak Elle.
Pemuda itu diam saja tanpa mempedulikn Elle.
"Hei, kamu dengar tidak. Kamu sudah membuat jantungku hampir copot....!!"
Pemuda itu masih saja diam.
"Hei, orang gilaaaa........!!!!" teriaknya lagi.
Kali ini pemuda itu menoleh, tapi ia tidak menjawab sama sekali. Pemuda itu kemudian membuka tasnya dan mencari sesuatu.
Elle memandanginya dengan kesal, tapi segera terbengong heran. Pemuda itu mengeluarkan sebuah wig, jaket, dan kacamata hitam.
"Jangan-jangan kamu ini buronan?" seloroh Elle.
Pemuda itu langsung mengenakan wig, jaket, dan kacamata itu.
"Gue lagi dikejar-kejar orang, tapi gue bukan buronan.." jawab pemuda itu yang kemudian berdiri.
Elle mencoba menerka-nerka ucapan pemuda itu.
Pemuda itu menghampiri Elle dan menarik tangan gadis itu dengan paksa.
"Ayo cepet, gue butuh bantuan lo sekarang..!"
"Eh, sakit tahu. Lagian kamu siapa ngapain aku harus bantuin kamu?"
Namun gadis itu merasa sedikit penasaran, ia jadi mengikuti saja mau apa pemuda itu.
Pemuda itu merangkul dipundaknya, membawa gadis itu keluar dari gang.
Elle yang merasa risih berkali-kali mencoba menurunkan lengan pemuda itu dari pundaknya.
Kemudian terdengar suara berisik dan derapan kaki orang berlari.
Elle menoleh kebelakang.
Nampak serombongan gadis berseragam SMU berlarian sambil celingak-celinguk kesana-kemari.
"Aduh, kemana dia?"
"Kalian juga kenapa mesti berisik kayak tadi?"
"Eh, kok malah nyalahin gue sih?"
Gadis-gadis itu saling menyalahkan, dan mulai bertengkar.
Elle kali ini mencoba menerka-nerka apa yng dimaksudkan gadis-gadis itu. Tapi kemudian ia membelalak karena seorang dari rombongan itu berlari menghampirinya.
"Mbak, mbak numpang tanya...!!" panggil gadis itu.
"Eh, eh, stop, stop...!" seru Elle memaksa pemuda itu berhenti melangkah.
Elle melepaskan dirinya dari pemuda itu dan membalikkan badan menghadap gadis yang tadi mengejarnya.
"Iya, ada apa ya?" tanya Elle.
"Mbak liat Govin?"
Elle terpaku sejenak.
"Govin?"
"Govin yang artis baru itu loh mbak, yang gantengnya minta ampun..." lanjut gadis itu. "Tadi dia ada disekitar sini mbak, beneran...!!!"
Elle terdiam, ia langsung membalikkan badannya lagi.
Tapi pemuda itu sudah menghilang entah kemana.
***
Elle, mulai besok aku tidak akan ada lagi kelas.
Kamu tidak perlu takut disaingi oleh anak lain, atau dibuat jengkel anak lain seperti yang aku buat ke kamu.
Elle aku bakal rindu sekali sama muka merengut kamu hehehehe
aku tidak tau kapan bisa bertemu kamu lagi
maaf elle kalau selama ini kamu terganggu karna aku
sebenarnya itu semua biar kamu ada perhatian buat aku
soalnya aku merasa kamu buat aku jatuh cinta
kamu itu anak yang hebat dan pintar dibanding yang lain
sebenarnya aku tidak mau jauh dari kamu karna aku takut kamu lupa aku
elle aku mau kamu benar akan kuliah di jakarta
di universitas yang kamu bilang waktu itu
supaya aku mudah cari kamu nanti
sampai jumpa lagi elle
Kamu tidak perlu takut disaingi oleh anak lain, atau dibuat jengkel anak lain seperti yang aku buat ke kamu.
Elle aku bakal rindu sekali sama muka merengut kamu hehehehe
aku tidak tau kapan bisa bertemu kamu lagi
maaf elle kalau selama ini kamu terganggu karna aku
sebenarnya itu semua biar kamu ada perhatian buat aku
soalnya aku merasa kamu buat aku jatuh cinta
kamu itu anak yang hebat dan pintar dibanding yang lain
sebenarnya aku tidak mau jauh dari kamu karna aku takut kamu lupa aku
elle aku mau kamu benar akan kuliah di jakarta
di universitas yang kamu bilang waktu itu
supaya aku mudah cari kamu nanti
sampai jumpa lagi elle
Elle mengusap kedua matanya lagi untuk kesekian kali.
Ia memandangi deretan tulisan anak kelas 5 SD itu yang mulai usang.
Ia telah menyimpan buku itu sudah sejak lama, buku tulis kenangan terakhir dari Govin untuknya.
Setiap kali ia membaca deretan tulisan tangan itu ia selalu menangis, padahal itu hanyalah tulisan seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa tapi ia sangat terharu membacanya.
"Kapan nih kita mau nonton?"
"Hari minggu besok gimana, gue juga gak sabar liat aksinya Govin......!!!"
Elle bangkit dari posisi tertelungkupnya di ranjang, lalu bangkit mendekati kedua temannya yang duduk manis dilantai sambil sibuk berkutat dengan laptop masing-masing.
"Eh, nama artis itu Govin ya?" tanya Elle.
"Iya, baru tau nih?" sahut Bintang.
Elle tertawa.
"Kirain lo udah tidur Elle? Lo ikut aja kalo pengen nonton juga ntar.." sambung Tika.
"Iya, gue mau dong nonton filmnya Govin....."
***
Elle kali ini sedang browsing disebuah cafe yang terletak disebuah mall yang cukup besar.
Sambil memakan menu makan siangnya Elle mencari-cari profil Govin di internet.
Akhirnya ia menemukan banyak foto-foto Govin, diperhatikannya dan di zoom-nya satu persatu untuk meyakinkan apakah itu Govin yang ia cari atau bukan.
Belum puas disitu ia coba mencari riwayat sekolah Govin tapi sulit sekali.
Ia mencari-cari kata kunci apa yang bisa membantunya menemukan kebenaran itu.
Yang berhasil ia temukan malah artikel dengan judul 'Govin dan piagam-piagam prestasinya'.
Awalnya Elle tidak yakin tapi akhirnya ia buka juga artikel itu.
Elle mulai menggerakkan bola matanya membaca atikel itu, dan ia berhenti pada sebuah kalimat.
'Govin pernah mengenyam pendidikan di kota Bogor tetapi hanya sampai kelas 5 SD'
Elle merasa detak jantungnya berhenti.
"Eh, buruan kita ke hotel seberang..."
"Emang beneran ada artisnya?"
"Iya ada rombongan artis film terbaru itu loh, ada Govin juga...!"
Elle menoleh kearah asal suara itu, rupanya gadis-gadis yang makan di meja samping yang sedang asyik bergosip.
Elle tidak yakin tapi rasa penasarannya sangat besar. Ia buru-buru menutup laptopnya.
Kini Elle mencoba menerobos diantara ratusan gadis-gadis muda yang berdesakan memadati pelataran hotel ditengah teriknya matahari siang itu. Keadaan disana bising dengan teriakan-teriakan histeris para gadis itu. Kemudian terlihat beberapa mobil datang.
Elle menunggu dengan derapan jantungnya yang semakin kencang.
Pintu terbuka, seorang pemuda turun dan para gadis bersorak-sorak. Mereka meneriakkan nama Govin.
Elle terpaku dengan mata yang terus tertuju pada pemuda itu. Ia jadi ingat segalanya, masa lalu dengan pemuda itu, wajah pemuda itu yang tersenyum padanya saat kecil dulu.
Ia mulai berteriak memanggil pemuda itu, "Goviiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnn...!!!!"
Ia kecewa sekali karna Govin tidak mendengarnya sama sekali, pemuda itu sibuk berbincang dengan para reporter yang menghampirinya.
Elle terus memanggil-manggil pemuda itu.
Gadis itu melihat sekeliling, lalu maju menerobos dan melompati tali-tali pembatas dan berlari kearah pemuda itu.
Beberapa petugas keamanan berlari menghampirinya dan segera menangkapnya.
"Gue mau ketemu Govin, gue mau ngomong sama diaaa....!!!"
***
Bintang dan Tika tertawa terpingkal-pingkal.
Kini mereka bertiga selonjoran dilantai dengan badan tertelungkup, asyik menonton acara infotainment di TV.
"Gila, gue gak nyangka lo senekat itu.." ejek Tika.
"Elle, elle, lo gak sadar apa semua kamera tu bakal ngabadain tindakan elo gitu.." sambung Bintang.
"Jangan-jangan lo sengaja pengen masuk TV ya?"
Elle langsung saja menimpuk kedua temannya itu dengan bantal yang sedari tadi ia pegang.
"Govin itu temen SD gue tau...."
***
Elle kini duduk bersandar di pinggiran gedung lembaga bahasa, di kampusnya.
Gadis itu sedari tadi duduk melamun disana.
"Elle, tadi ada yang nyariin kamu.." sapa seorang teman yang melewatinya.
"Siapa?" tanya Elle malas.
"Gak tau, kayaknya anak fakultas laen.." jawab pemuda itu yang kemudian meninggalkannya.
Elle kembali menikmati lamunannya.
'kamu bilang bakal nemuin aku, kamu bilang bakal nyari aku, aku sekarang di Jakarta....' batin Elle.
Elle mulai memejamkan matanya yang lelah, dan tanpa sadar ia tertidur.
Cukup lama Elle terlelap, ia lalu membuka matanya perlahan.
Ia mengangkat kepalanya.
Lalu ia terbelalak kaget, karena ia baru sadar kalau ia ketiduran. Tepatnya tertidur sambil bersandar ke bahu seseorang !
Elle tak berani melihat siapa lelaki yang sedang duduk tepat disampingnya dimana ia bersandar tadi.
Tapi ia coba mengingat-ingat, rasanya saat dia asyik melamun tadi, tidak ada seorang pun duduk disana selain dirinya.
Elle masih tertunduk malu.
"Emm sori ya gue ketiduran, di bahu lo.." katanya.
"Gak apa kok, tapi abis ini lo mesti cuci baju gue, banyak ilernya.." sahut pemuda itu dengan nada agak tinggi.
"What?"
Elle malu setengah mampus, ia mulai memukul kepalanya.
"Eh, iya deh. Ntar gue cuciin..." katanya pelan.
Gadis itu belum berani menatap pemuda itu, ia malah mencari sesuatu ditasnya. Ia lalu mengeluarkan jaketnya dari dalam tas dan menyodorkannya ke pemuda itu tanpa memandang wajahnya.
"Lo buka aja bajunya trus pake jaket gue, ini jaket cowok kok yang sengaja gue beli karna gue suka.." katanya malu.
Pemuda itu lalu menarik jaket itu.
"Lo pikir cukup dengan gini aja?" kata pemuda itu.
"Maksud lo?" tanya Elle bingung.
"Eh, sini liat muka gue. Bilang maaf itu harus tatap mata orangnya..!!" seru pemuda itu marah sambil menarik tubuh gadis itu sampai wajah mereka berhadapan.
Elle malah ketakutan dan matanya terpejam.
"Buka mata lo, Ellysa Ananda.."
Elle lalu membuka matanya pelan-pelan. Cukup lama ia menatap wajah pemuda itu dalam-dalam.
Pemuda itu langsung memeluk tubuh gadis itu erat-erat.
Elle merasa dadanya sesak. Tapi ia langsung saja tertawa sambil balas memeluk pemuda itu.
"Maafin gue ya, gue baru bisa nemuin lo sekarang..."
Elle masih saja tertawa.
"Apa kabar, Govin...?"
TAMAT
"happy lebaran day.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar