pictures from curhatcintaku.blogspot.com |
Baru jadian 6 bulan, aku dan Jeremi
sering sekali bertengkar. Sampai pada suatu hari, pertengkaran kami berada di
puncaknya. Terjadilah pertengkaran yang paling sengit dari sebelumnya, tepatnya
hari senin sepulang sekolah di lapangan parkir sekolah.
“Putus??!!!”
“Iya, aku mau putus dari kamu. Aku
udah bosen liat tingkah kamu yang seenaknya..!!”
Jeremi
mulai membentakku tanpa henti, sehingga aku tidak tahan untuk balas
membentaknya juga.
“Oke,
fine. Aku juga benci selalu dikekang dan dilarang sama kamu. Aku juga mau
putus..!!!”
“Ya
udah, mulai sekarang kita gak ada hubungan apa-apa lagi..!!”
“Silahkan,
dengan senang hati. Aku bakal balikin semua barang dari kamu.!!” Aku mendongak
menatap wajahnya sambil melotot.
“Gak
perlu. Bakar aja semua dan jangan lupa hapus semua foto kita berdua di semua
jejaring sosial..!!!”
Selesai
mendengar kalimat itu, aku langsung berbalik meninggalkan Jeremi. Ya, akhirnya
aku harus pulang naik angkot karena pertengkaran kali ini sangat tidak kusangka
bisa terjadi, awalnya Jeremi masih berniat mengantarku pulang.
Beberapa
hari kemudian...
“Ket,
liat tuh mantan kamu lagi jalan sama cewek..”
Aku
langsung menoleh dan melihat ke arah yang ditunjuk Ressy, teman dekatku di
kelas.
“Waduh,
cantikan dia sih dibanding kamu..”
Aku
langsung memukul bahu Ressy. “Kamu tuh kok malah mau manas-manasin aku aja sih?
Kamu kan temen aku jadi mestinya belain aku dong...!!”
Ressy
menatapku dengan kesal. “Ya, kalo aku sih kasih pendapat yang jujur ya. Kamu
tuh mestinya introspeksi, siapa tau kamu bisa balikan sama Jeremi sebelum dia
diambil yang laen..”
“Apaan
sih? Kayaknya gak perlu deh aku balikan sama dia lagi, ibarat nasi dia itu udah
basi...!!” Aku berkata sambil melangkah meninggalkan Ressy masuk ke dalam
kelas.
***
Hari
ini tanggal 2 Februari 2013, tepat satu bulan aku putus dengan Jeremi. Yang
benar saja, aku muak karena setiap hari aku selalu melihat dia di sekolah.
Kelas kami berjauhan, anehnya dia selalu ada di setiap penglihatanku. Dan
entahlah, apakah cewek yang selalu bersama dia itu pacar barunya atau bukan.
Seharusnya, aku gak perlu ngepoin dia.
“Eh,
ngeliatin apa sih kamu?”
Ressy
tiba-tiba muncul dan mengagetkanku yang sedari tadi duduk sendirian di bangku
panjang di depan kelas.
“Wah,
ngeliatin Jeremi tuh kayaknya? Ngaku aja, Ketti, pasti kamu cemburu kan ngeliat
dia sama cewek itu?”
“Ressy,
aku tuh langsung setuju pas dia bilang putus. Jadi, artinya aku tuh udah gak
punya perasaan apa-apa lagi ke dia, ngerti?”
Seperti
biasa ketika Ressy mulai membahas soal Jeremi, aku langsung pergi meninggalkan
dia. Aku langsung masuk ke kelas.
Di
kelas, aku langsung disapa oleh cowok paling pintar di kelas. Namanya Imam,
penampilannya sih lumayan rapi tapi sayang mukanya gak ganteng kayak Jeremi.
“Ketti,
aku denger kamu udah hampir sebulan putus dari Jeremi?”
Aku
mengangguk. “Iya, kenapa ya?”
“Kamu
mau gak jadi pacar aku?”
Terkadang,
Tuhan membukakan kesempatan buat kita menyalurkan hasrat untuk balas dendam.
Bagiku, inilah jalan yang Tuhan kasih buat aku.
Beberapa
hari kami jadian, aku selalu ngajak Imam jalan-jalan berdua keliling sekolah.
Tempat paling favorit kami di sekolah sih gak ada, karena di mana Jeremi sedang
berdua sama pacarnya di situlah aku akan berduaan juga sama Imam. Ya, jadi
jatuhnya bukan berduaan tapi berempat.
Aku
seringkali mencuri-curi pandang ke arah Jeremi. Jujur saja aku mau dia jealous
melihatku bermesraan dengan Imam. Namun secara tidak terduga, pacar baru Jeremi
yang bernama Keysha malah menghampiri kami.
“Eh,
kamu tuh ada masalah apa lagi sih sama Jeremi?!!”
Keysha
langsung mendorongku dari belakang tanpa sepengetahuanku. Kalau saja Imam tidak
cepat merespon, aku pasti sudah jatuh ke lantai.
“Maksud
kamu apa ya? Jeremi itu bukan urusan aku lagi, dia tuh cuma mantan aku alias
bekas..!!”
Aku
menjawab sambil balas mendorongnya. Ya, maklumlah pertengkaran antar cewek
kalau nggak jenggut-jenggutan, perang mulut, ya main dorong-dorongan.
“Tapi
kamu tuh ada di mana-mana tau gak? Ngaku aja deh, kalo kamu tuh mau ngintai
Jeremi kan?!!”
Jeremi
langsung datang dan mencoba menengahi.
“Apa-apaan
sih ini ribut-ribut pada ngomongin aku?”
Aku
langsung menunjukkan ekspresi mau muntah ketika mendengar Jeremi menggunakan
kalimat itu. Ya, bagaimana tidak?
“Eh,
kamu tuh gak perlu GR dunia-akhirat kayak gitu ya. Kamu tuh cuma mantan aku.
Apa kamu gak liat kalo aku udah punya cowok baru yang jelas lebih pinter dibanding
kamu?”
Jeremi
tertawa sementara Imam langsung kepedean mendengarku memujinya.
“Dia
boleh lebih pinter dibanding aku, tapi soal tampang kamu pasti gak bisa ngakuin
kalo dia ngalahin aku..”
Mendengar
itu, Imam langsung tersinggung.
“Sialan,
maksud kamu tampang aku jelek? Jaga bacot kamu ya, Ketti aja gak nolak pas aku
nembak dia..”
Jeremi
tertawa.
“Oke,
sori aku gak mau bahas yang gak penting. Kamu jagain aja mantan aku itu biar
dia gak nyari masalah lagi sama kami berdua..”
Selesai
bicara, Jeremi langsung menarik Keysha dan berbalik meninggalkan kami. Rasanya
kesal sekali, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa setelah ini.
***
“Bener kan tebakan aku? Kamu pasti diputusin Imam gara-gara Jeremi kan?”
“Sembarangan.
Kami tuh putus karna memang gak cocok..”
“Udahlah, Ketti, gak usah nyangkal. Banyak kok yang kemaren liat kalian ribut di deket
kantin..”
“Oh,
berarti kamu denger dari orang dong bukannya nebak?”
Ressy
langsung mengacungkan tinjunya seperti mau memukulku. Tapi tentu saja ia
melakukan itu karena kesal, tidak mungkin dia memukul sahabat dekatnya.
Seperti
biasa, kami sedang duduk berdua di bangku di depan kelas.
Sialan, Imam yang
mukanya gak seberapa malah mutusin aku. Berani sekali dia, padahal baru
terhitung 10 hari sejak dia nembak aku. Baiklah, aku mesti cari cara lain
agar bisa membuat Jeremi menyesal
mutusin aku.
“Kamu
mesti bantu aku cari pacar lagi..”
“Ketti,
kamu tuh baru dua kali pacaran dan terakhir kamu pacaran gak nyampe dua minggu.
Aku bisa baca pikiran kamu, kamu tuh masih sayang sama Jeremi..”
Ressy
menepuk-nepuk bahuku.
“Ressy, udah deh. Aku sama dia tuh gak ada apa-apanya lagi, dia tuh mantan aku dan aku
mantan dia jadi gak ada yang perlu dibahas lagi...!!!”
Ressy
tak menjawab. Dia menatapku, namun sesekali dia melihat ke atas, ke arah di
sampingku. Aku langsung menoleh ke arah yang dilihatnya. Aku langsung mendongak
ketika menyadari siapa yang sedang berdiri di depanku.
“Kita
memang udah putus dan gak ada yang perlu dibahas lagi. Aku salut, kamu tuh
cewek paling aneh yang pernah aku temui. Yang kamu pikirin tuh cuma diri kamu
sendiri..!!!”
Aku
benar-benar tidak tahu sejak kapan Jeremi berdiri di situ. Dan aku juga tidak
tahu sejauh mana dia mendengar percakapan kami sampai-sampai dia langsung
membentakku seperti itu. Sampai aku tidak tahu harus menjawab bentakannya
bagaimana, dia malah langsung berbalik meninggalkan kami. Meninggalkan aku yang
sedikit bingung karena kemarahannya itu.
Dua
hari kemudian..
Tanggal
14 Februari 2013, hari Valentine. Dulunya aku mengira hari ini akan bertukar
bingkisan dengan Jeremi. Dia pacar pertamaku jadi aku belum pernah tahu
sebagaimana luar biasanya perasaan seorang cewek bisa berbagi kasih sayang
berdua dengan pasangannya pada hari Valentine seperti ini.
Sekarang
aku berjalan sendirian memutari gedung sekolah. Awalnya aku pikir bisa
menghilangkan bosan, tapi yang ada aku malah iri melihat pasangan-pasangan yang
sedang beromantisme di sana-sini.
Sial,
yang ada di depan sana itu mantanku. Jeremi sedang memegang bingkisan cokelat bersama Keysha. Nampaknya dia
tidak tahu aku sedang mengintipnya dari sini. Aku harus buru-buru kabur sebelum
dia melihatku.
“BRAKKKK.....!!”
“Ya
ampun, udah perlu kacamata kayaknya. Masa tempat sampah segede gini gak
keliatan?” Seseorang berseru.
Terlalu
emosi, gak sengaja aku malah menendang tempat sampah. Yang benar saja, aku juga
jatuh terduduk karena terpeleset sampah yang berhamburan.
Suasana
mulai ramai dan mulai banyak yang menyorakiku.
Tiba-tiba
seseorang mengulurkan tangan ke hadapanku. Aku tidak melihat dulu wajahnya
namun langsung saja menerima uluran tangannya dan dia membantuku berdiri.
“Kamu
tuh kenapa sih? Kalo jalan tuh liat-liat dong..”
Mendengar
suara itu, aku langsung membatalkan diri untuk mengucapkan terima kasih.
Astaga, ternyata Jeremi yang malah membantuku berdiri..!!
“Liat
tuh seragam kamu jadi kotor kayak gini..”
Aku
kaget sekali. Jeremi malah sekarang membantuku membersihkan seragamku yang
kotor sebisanya.
“Jeremi?
Udah-udah, aku bisa bersihin sendiri kok..”
Aku
langsung menepis tangannya dari tubuhku. Namun Jeremi langsung menangkap tangan
kananku dan memegangnya erat. Aku mendongak.
Cukup
lama kami saling pandang. Dan tak tahu kenapa bisa, air mataku mulai mengalir.
Jeremi
nampak kebingungan dan mulai
menyeka air mataku.
“Sayang,
apa-apaan sih? Ngapain kamu pegang-pegang tangan dia?!!!”
Keysha
mulai menengahi dan sibuk
mengoceh, aku langsung menarik tanganku dan pergi meninggalkan mereka.
Kenapa?
Kenapa tiba-tiba aku menangis tepat di depan mata Jeremi? Ini pertama kalinya
aku menangis di hadapannya dan aku tidak tahu kenapa air mataku bisa mengalir
begitu saja tanpa sebab.
***
Tanggal
2 Maret 2013, hari ini tepat 2 bulan aku putus dengan Jeremi. Rasanya
menyebalkan, kesepian, campur aduk dan tak karuan perasaanku saat ini. Aku
tidak menyangka dia bisa bertahan sebulan lebih pacaran dengan Keysha.
Sementara aku, aku tidak punya gairah sama sekali untuk mencari pacar lagi.
Aku
baru tahu gak enaknya jadi seorang mantan, ketika aku harus membiarkan mantanku
bahagia dengan orang lain, ketika aku harus berpura-pura bahagia karena telah
lepas darinya. Jadi seorang mantan itu ternyata sangat merepotkan, padahal baru
dua bulan. Lalu, bagaimana kalau harus selamanya?
Lamunanku
sudah jauh, tiba-tiba sekelebat bayangan pemuda duduk di sampingku dengan jarak
sekitar 50 cm dariku. Akhirnya aku tidak duduk sendirian lagi di sini, di bangku
panjang di depan kelasku.
“Ketti,
maafin aku ya udah mutusin kamu...”
Aku
langsung menoleh. Aku kenal betul suara itu.
“Aku
nyesel kenapa aku harus nyebutin kata putus waktu itu. Waktu itu aku emosi
banget, soalnya kamu selalu seenaknya,
kamu terus-terusan ngebantah aku, ego kamu tuh terlalu tinggi untuk...”
Aku
menyela, belum selesai Jeremi bicara aku tidak tahan ingin langsung memotong.
“Seperti
biasa ya, kamu tuh selalu nyalahin aku? Barusan kamu bilang nyesel tapi
ujung-ujungnya ngomongin kekurangan aku lagi. Aku tuh bosen tau nggak?”
“Oke.
Please maafin aku. Aku udah mutusin Keysha. Aku pengen kita balikan lagi. Aku sadar
satu-satunya cewek yang paling aku sayang itu kamu..”
Aku
terharu sekali mendengar kata-kata itu. Aku langsung berdiri dan menghambur
memeluk Jeremi. Ternyata Tuhan masih memberi aku kesempatan. Aku bahagia, aku
berharap cukup 2 bulan aku merasakan jadi
mantan. Aku tidak mau kalau harus selamanya.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar